Langsung ke konten utama

Sejarah Makanan di Indonesia dan Mancanegara


DANGKE, KEJU BAKAR DARI ENREKANG

Hampir semua orang pasti sudah pernah menikmati kelezatan keju atau paling tidak mencicipinya. Bahan makanan yang berasal dari susu sapi ini kerap kali dimakan bersama roti, kue ataupun penambah variasi rasa bagi hidangan-hidangan lainnya.
Selain terkenal dengan candu kopinya yang sudah menembus pasar mancanegara, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, juga menjadi satu-satunya wilayah penghasil keju lokal yang disebut Dangke. Ini adalah makanan khas daerah tersebut, berbahan baku susu kerbau maupun sapi yang dibekukan.
Jenis keju hasil fermentasi susu sapi yang sudah diproduksi semenjak tahun 1900-an ini mengingatkan pada ‘Keseek’, keju buatan Jerman dengan tekstur seperti tahu dan berwarna putih.
Proses pengolahan susu sapi menjadi Dangke terbilang cukup unik. Sebelum memasuki proses fermentasi, susu sapi segar akan dipanaskan dengan suhu kurang lebih 70 derajat celcius. Adalah getah dari pepaya yang dijadikan pemisah susu dari kandungan air dan lemaknya.
Getah pepaya ini pulalah yang memadatkan susu sapi menjadi bongkahan-bongkahan keju berwarna putih. Warga Enrekang juga menggunakan nenas untuk membuat rasanya menjadi agak masam dan berefek kekuningan pada bongkahannya. Satu bongkah Dangke kurang lebih setara dengan 2 liter susu segar. Setelah padat dan terfermentasi, bongkahan-bongkahan keju yang masuk dalam kategori ‘Soft Cheese’ (keju lunak) ini kemudian diberi garam dan dicetak dengan tempurung-tempurung kelapa yang sudah dibersihkan sebelumnya untuk kemudian dibungkus dengan daun-daun pisang.
Digoreng atau di panggang adalah cara penyajian yang paling sering sederhana dan paling sering sering ditemui untuk mempersiapkan bongkahan-bongkahan Dangke menjadi hidangan yang siap dinikmati. Sepiring nasi hangat dan sambal terasi adalah teman yang paling pas untuk menyantap potongan-potongan keju lokal ini.
Para pendatang dan warga enrekang sendiri paling gemar menikmati Dangke dengan ‘pulu mandoti’. Beras yang bila ditanak aroma wanginya bisa tercium sampai di kejauhan ini adalah hasil bumi yang hanya bisa ditanam di persawahan Enrekang.
Di Enrekang, keju yang juga dipercaya bisa memperbaiki kualitas sperma dan meningkatkan stamina.
Disebut Dangke karena pada masa pendudukan Belanda kata ‘Danke’ yang berarti ‘terima kasih’ kerap di ucapkan oleh para opsir Belanda, setelah disuguhi bongkahan susu (keju) hasil olahan tangan-tangan terampil warga Enrekang. Semenjak itulah keju putih ini berubah nama menjadi ‘Dangke’.

image
Iklan0
aindrop Cake, dessert Bening Dari Jepang selalu ada saja tren kuliner terbaru, dan baru-baru ini Jepang memiliki tren dessert. Seorang warga Williamsburg bernama Darren Wong mempopulerkannya di New York, Amerika.Jika di Jepang dessert tetesan air bernama water cake, Darreng Wong menamakan kreasinya Raindrop Cake. Pria ini mengaku mengadaptasinya dari Mizu Shingen Mochi di Jepang. Wong  berkesperimen selama 2 bulan untuk menemukan bahan dan cetakan Raindrop Cake yang tepat. Raindrop Cake pertama kali diperkenalkan Wong diWilliamsburg and Prospect Park Smorgasburg Market. Kue ini begitu lembut sehingga cocok disajikan bersama sirup brown sugar dan bubuk kedelai panggang di sisiannya. Dessert ini langsung menarik perhatian karena tampilannya unik dan mengandung 0 kalori. Sehingga bisa dikonsumsi siapapun. Tampilan dan tekstur (Raindrop Cake) akan menambah pengalaman makan dessert. Dessert bening ini telah menjadi begitu populer di Jepang yang sudah menyamai populernya Cronut. Sekarang, Raindrop Cake mulai mewabah di Amerika Serikat, dimulai dari New York.
image
Raindrop Cake dibuat dari campuran air (natural water) dengan agar-agar (alternatifvegan untuk gelatin), dessert ini dikenal dengan nama Mizu Shingen Mochi di Jepang. Bubuk agar-agar dilarutkan dengan air, lalu direbus hingga mendidih. Kemudian, dicetak dalam cetakkan berbentuk bulat dan didiamkan hingga mengeras. Setelah mengeras, Raindrop Cake disajikan bersama molase, seperti gula dan kinako, tepung kedelai panggang. Dinamakan Raindrop Cake, karena dessert ini tampak seperti tetesan air hujan atau embun yang transparan. Sesulit apapun menyendok dessert ini, Anda akan puas setelah merasakan kenikmatannya. Dessert ini cukup mudah dibuat sendiri di rumah, karena memerlukan alat dan bahan yang mudah. Kapan ya dessert ini akan populer di Indonesia? Sebelum populer, yuk, coba buat sendiri di rumah.
image
image
Siapa tak kenal nasi kuning? Saya mengenal nasi kuning sejak masih kecil, karena bagi masyarakat di Jawa seperti saya, makanan yang terbuat dari beras dengan bumbu kunyit, santan, serta rempah-rempah itu, biasanya, menjadi hidangan spesial dalam acara pesta atau syukuran.
Tapi, tahukah Anda, nasi kuning juga menjadi salah satu kuliner khas masyarakat di kota Manado? Jangan heran, jika berkunjung ke Ibukota Sulawesi Utara tersebut Anda bakal menemukan banyak rumah makan yang menjual nasi kuning.
Dan…enak !
Manado merupakan salah satu kota di Indonesia yang kaya akan kuliner. Selain Tinutuan, sarapan pagi lainnya adalah nasi kuning khas Manado. Nasi kuning khas Manado tidak hanya dinikmati pada momen-momen tertentu seperti pada beberapa daerah lainnya, misalnya nanti disajikan pada hari ulang tahun atau hari penting lainnya, namun di Manado nasi kuning merupakan menu setiap hari yang umumnya merupakan sarapan pada waktu pagi.
Bahan dasarnya adalah beras, santan kelapa, air perasan kunyit parut, daun pandan, batang serai yang dimemarkan, daun jeruk, dan sejumlah bahan penyedap rasa lainnya. Nasi kuning khas Manado gurih dan mengundang selera.
Santan kelapa sebagai salah satu bahan dasarnya membuat nasi kuning lebih enak dan gurih. Selain itu, santan kelapa sangat baik untuk pembentukan sistem imunitas atau kekebalan tubuh dan pertahanan kepada berbagai jenis penyakit.
Bahan dasar lainnya , yaitu kunyit sebagai pewarna alaminya bersifat antiseptic dan anti bakteri; juga dapat berperan sebagai desinfektan untuk luka, keputihan, haid tidak lancar, diabetes melitus, meremajakan sel-sel tubuh, memperlancar atau memperbanyak ASI, mengobati batuk berlendir dan diare, mencegah tumor dan kanker, serta bermanfaat sebagai anti oksidan.
Menu pelengkap sajian nasi kuning adalah cakalang fufu atau daging sapi tumis, ditambah telur rebus dandabu-dabu (sambal) yang rasanya bisa membuat tubuh berkeringat bahkan bisa membuat air mata tanpa disadari menetes; inilah salah satu kekhasan nasi kuning khas Manado, yaitu cita rasa sambalnya yang membuat mulut berkecap-kecap bagi yang tak biasa dengan rasa pedas. Bagi yang baru menikmatinya pasti akan berkata, “Dabu-dabunya pedas
Nasi kuning khas Manado bisa dimakan saat panas maupun dingin, dan bisa dibawa pulang ke rumah. Dabu-dabu dan lauknya diolah  dari daging cincang yang ditumis.  Nasi kuning yang dibawa pulang ke rumah biasanya dibungkus sama-sama dengan dabu-dabunya, namun ada juga penikmatnya menginginkan agar dabu-dabunya dibungkus terpisah.

Jika suka pedas, Anda tinggal menaburkan sambal goreng khas Minahasa yang….huh hah..pedas. Sambal ini akan semakin memperkuat ciri khas masakan bumi Minahasa itu. Begitu nasi kuning masuk mulut, niscaya lidah Anda terus bergoyang menikmati hidangan hingga suapan terakhir. Saya sudah membuktikan…dan…kini saya merindukannya.
Kekhasan lainnya dari nasi kuning Manado tidak berbentuk kerucut seperti tumpeng. Juga tidak dibungkus dengan kertas atau daun pisang, tetapi dibungkus dengan daun woka (sejenis daun lontar) yang banyak tumbuh di daratan Sulawesi Utara.
Hampir seluruh sudut kota Manado terdapat warung makanan yang menjual nasi kuning. Nasi kuning (yellow rice) merupakan makanan yang banyak digandrungi oleh warga Manado dan sekitarnya. Kampung Kodo di kelurahan Lawangirung dan Komo Luar adalah dua lokasi yang sudah familiar bagi masyarakat kota Manado sebagai lokasi untuk membeli nasi kuning.
image
image
HAMBURGER (atau seringkali disebut dengan burger) adalah sejenis makanan berupa roti berbentuk bundar yang diiris dua dan ditengahnya diisi dengan patty yang biasanya diambil dari daging, sayur-sayuran, tomat, bombay. Sebagai sausnya, burger diberi berbagai jenis saus seperti mayonaise, sous tomat. Beberapa varian burger juga dilengkapi keju, asinan, serta bahan pelengkap lain sosis dan ham.
Banyak orang keliru dan mengira bahwa nama Hamburger berasal dari kata “Ham”, namun sebenarnya namanya berasal dari Hamburg, tempat makanan ini berasal. Dari kota kedua terbesar dijerman banyak penduduknya yang beremigrasi ke amerika menyebarkan pembuatan burger ke sana. Hanyalah sebuah kebetulan bahwa kata “ham” yang dalam inggris daging asap bunyi yang hampir serupa dengan Hamburger, faktanya hamburger tidak mengandung ham(meskipun ada juga restoran yang menambahkan irisan ham pada burger mereka untuk menambah cita rasa).
Jadi secara harafiah dapat disimpulkan bahwa arti kata Hamburger berarti “makanan yang berasal dari Hamburg” dan bukan berarti “makanan yang mengandung Ham”. Namun pada praktiknya burger atau hamburger lebih sering diartikan sebagai sandwich atau jenis roti isi lainnya yang berbentuk bulat. Dalam masyarakat kata burger sudah lebih melekat sebagai jenis makanannya daripada asal muasal dan pencipta dari burger.
Ada beberapa versi dari sejarah penciptaan burger, penganan ini awalnya adalah makanan khas bangsa tartar, yaitu berupa daging cincang yang disantap mentah-mentah dengan perasan jeruk. Bangsa tartar merupakan bangsa nomaden yang sering melakukan perjalanan jauh menunggang kuda, sehingga daging yang mereka bawa sering menjadi keras dan tak layak konsumsi, maka merekapun mengakalinya dengan meletakkan daging di bawah sadel kuda mereka. setelah melakukan perjalanan jauh ternyata daging tersebut masih hangat dan tidak menjadi dingin, maka daging tersebut langsung disantap dengan tanpa dimasak dan hanya diberi sedikit perasan jeruk nipis.
Hidangan yang terkenal lezat dari asia tengah  ini kemudian dibawa oleh para pelaut Eropa ke negaranya, tepatnya ke kota hamburg karena masyarakat di sana pada umumnya mengganggap bahwa mereka adalah bangsa yang beradab, mereka menolak memakan daging yang tak dimasak, maka daging khas tartar tersebut mereka masak terlebih dahulu sebelum disantap dengan cara dibakar atau digoreng, ternyata masakan ini sangat disukai berbagai orang. Sampai saat ini sebagian orang tetap lebih menyenangi menyantapnya mentah-mentah. Inilah asal mula daging burger.
Sedangkan untuk hamburger yang kita kenal bentuknya sekarang, yaitu yang berupa daging yang disantap dengan roti, berasal dari amerika, para imigran dari Hamburg memperkenalkan daging burger mereka ke orang Amerika. Di sana daging ini diberi nama hamburg steak dan daging ini masih disantap seperti layaknya menyantap steak.
Menurut para penduduk Hamburg, new york, sebuah kawasan yang diberi nama seperti kota hamburg di Jerman, makanan ini ditemukan oleh dua bersaudara dari Ohio, Frank dan Charles Menches, menurut legenda, mereka merupakan penjaja makanan di pinggir jalan yang menjual sanwidch, karena suatu hari mereka kehabisan sosis, maka mereka menggunakan daging sapi cincang sebagai pengganti sosis untuk isi dari sandwich mereka. Dan penggunaan daging sapi ini ternyata ditanggapi dengan baik oleh konsumen mereka.
Menurut Komunitas Sejarah Seymour di winconsin, mereka menyebutkan nama Charlie Nagreen sebagai pencipta hamburger. Nama Charlie Nagreen sekarang identik dipanggil “Hamburger Charlie”. Ia berjualan sandwich yang diisi dengan bakso saat ia berusia 15 tahun di Seymour Fair pada tahun 1885. Karena jualannya kurang sukses, ia menemukan sebabnya, karena pelanggan tidak dapat berjalan berkeliling sambil makan, maka ia memipihkan bakso yang dijualnya dan meletakkannya di antara irisan roti, ternyata hal ini sukses dan mampu menarik perhatian konsumen, karena hidangan hamburg steak populer saat itu, Charlie Nagreen pun memberi nama Hamburger pada penganan temuannya itu. Sejak itu ia selalu kembali tiap tahun ke Seymour Fair untuk berjualan hamburger, sampai saat kematiannya pada tahun 1951.
Menurut Perpustakaan Kongres Amerika dan Pemerintahan connecticut, hamburger pertama dijual pada tahun 1895 oleh Louis Lassen di rumah makannya, Louise’s Lunch di New Haven, connecticut, majalah new york bahwa awalnya makanan ini tak diberi nama, hingga saat beberapa pelaut dari hamburg singgah ke restoran itu dan menamai menu tersebut hamburger.
Seorang sejarawan texas Frank X. Tolbert menyatakan bahwa penemuan hamburger dilakukan oleh Fletcher Davis dari Athens, texas. Ia percaya bahwa Davis mulai menjual hamburger di kiosnya di Athens sejak akhir tahun 1880an, dan memperkenalkan hamburger ke St.Louis Fair pada tahun 1904.
Di berbagai negara, banyak yang memvariasikan burger hingga sesuai dengan cita rasa mereka sendiri, ada yang mengganti penggunaan daging sapi dengan daging babi, cumi-cumi, ikan, bahkan udang dan lobster juga pernah digunakan. Beberapa contoh burger yang cukup unik adalah Rice Burger, makanan ini ditemukan di jepang, china, dan taiwan, mereka menggunakan nasi sebagai pengganti roti pada burger mereka. Beberapa orang juga memvariasikan burger vegetarian dengan mengganti penggunaan daging pada burger dengan gluten, juga ada Tofu burger yang menggunakan tahu sebagai pengganti daging.
Selain dipasarkan dalam kondisi siap saji, burger juga banyak dijual dalam bentuk makanan setengah jadi yaitu berupa daging burger yang dikemas dalam kemasan plastik vakum (vacuum pack). Burger seperti ini banyak dijual di supermarket.
Ada beberapa pengusaha indonesia yang mengusahakan pembuatan burger lokal khas Indonesia yang lebih akrab dengan lidah masyarakat kita, di antaranya adalah Blenger Burger dengan menu andalan Cheese Burger mereka, selain itu juga ada Klenger Burger, dan Edam Burger yang sukses menembus pasar timur tengah.
Di Indonesia juga ada variasi tempe burger yang menggunakan tempe sebagai pengganti daging pada burger, dan burger batok, sebuah burger yang dimasak dengan cara dikukus dalam batok kelapa, sehingga membuat aroma dan rasa khas yang nikmat.
Akibatnya beberapa unsur budaya dari Belanda terserap dan membaur dengan budaya lokal. Dan hal ini bisa dilihat dari banyak hal, salah satunya kuliner.
Tahukah kamu, cukup banyak masakan di Indonesia yang ternyata berakar dari kuliner Belanda. Salah satunya adalah semur dan kue cubit. Makanan apa lagi yang ditinggalkan penjajah? Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Semur
Meskipun bercitarasa lokal, ternyata sejarah semur bisa ditelusuri sampai ke kuliner Belanda. Menurut The Javanese, istilah semur berasal dari bahasa Belanda ‘smoor’ yang berarti rebusan. Di Belanda sendiri smoor adalah daging yang direbus bersama tomat dan bawang dalam waktu lama.
Di Indonesia, smoor berkembang dari sekadar rebusan daging sapi dengan tomat dan bawang menjadi masakan kaya bumbu dengan berbagai bahan dasar alternatif. Di Groot Nieuw Oost-Indisch Volledig Kookboek, buku resep tertua yang diterbitkan pada masa Hindia Belanda saja setidaknya ada 6 variasi resep semur, yaitu Smoor Ajam I, Ajam Smoor II, Smoor Ajam III, Smoor Bandjar van Kip, Smoor Bantam van Kip, dan Solosche Smoor van Kip.
Lambat laun, semur dengan citarasa lokal pun mulai bermunculan dan menjadi kuliner khas beberapa daerah. Antara lain semur Jengkol yang sangat populer di kalangan warga Betawi.
2. Perkedel
Merdeka.com – Perkedel atau kadang disebut begedel merupakan gorengan khas Indonesia yang terbuat dari berbagai macam bahan. Yang paling umum adalah perkedel dari kentang tumbuk. Namun kini perkedel juga bisa dibuat dari tahu, ikan, jagung, dan bahan-bahan lain.
Perkedel merupakan versi lokal dari frikadeller, gorengan berbahan kentang dan daging dari Belanda. Makanan ini sendiri sebenarnya diadaptasi Belanda dari gorengan daging cincang asal Denmark.
3. Lapis legit
Lapis legit merupakan salah satu penganan manis yang biasa tampil dalam rijsttafel, jamuan gaya kolonial. Pada masa itu, kue ini lebih umum disebut spekkoek. Mirip dengan kue lapis Eropa, namun dengan tambahan rempah-rempah khas Asia Tenggara seperti adalah sejenis kue yang terbuat dari adonan tepung dan telur. Umumnya, spekkoek berwarna kuning dan coklat. Spikoek dapat dihias dan dihidangkan sebagai kue tart untuk acara-acara tertentu.
Spekkoek di Indonesia biasa disebut spekuk, atau dikenal juga sebagai lapis legit, merupakan resep kue Indonesia-Belanda. Kue ini berkembang selama masa kolonial Belanda di Indonesia dan merupakan kue yang terinspirasi dari kue Belanda dengan bahan lokal asli Indonesia. Kue lapis legit dibuat dari berbagai macam rempah-rempah yang memang sangat disukai oleh orang Eropa di antaranya kapulaga, kayu manis, cengkeh, dan adas manis.
4. Selat Solo
Selat Solo tadinya adalah makanan kaum ningrat keraton Solo. Dari penampilannya, terlihat jelas kalau kuliner khas Solo ini merupakan variasi lokal bistik Eropa.
Penambahan sayuran rebus sebagai pengganti kentang tumbuk merupakan alasan hidangan ini diberi nama selat (salada). Selain itu, bistik daging atau lidah sapi dalam selat Solo sudah dimodifikasi dengan topping keripik kentang dan saus yang lebih encer, manis, dan kaya rempah-rempah lokal. Berbeda dengan saus bistik Belanda yang berbasis kaldu dan lebih kental.
5. Kroket
Kroket merupakan olahan daging berbalut tepung panir yang bisa ditemui hampir di semua negara. Di Belanda, kroket adalah sejenis gorengan berbentuk lonjong yang terbuat dari ragout dan dilapisi tepung panir.
Kroket seperti inilah yang diadaptasi oleh kuliner Indonesia. Kentang tumbuk dengan isian ragout yang dilapisi tepung panir dan digoreng hingga kecoklatan.
Citarasa Indonesia juga mempengaruhi kroket Belanda. Bisa dilihat dari satekroket, kroket isi ragout bumbu sate yang populer sebagai jajanan pinggir jalan di Belanda hingga saat ini.
6. Klappertaart
Hidangan penutup yang berarti ‘tart kelapa’ ini merupakan salah satu kuliner khas dari Manado, Sulawesi Selatan. Klappertaart terbuat dari terigu, susu, santan, gula, mentega, dan daging buah kelapa. Kue ini mulai muncul pada masa penjajahan Belanda dan biasa muncul
7. Kue cubit
Siapa sangka, kue cubit yang masih bersaudara dengan pukis ini juga berakar dari kuliner Belanda. Kemungkinan besar, kue cubit merupakan adaptasi lokal dari poffertjes, panekuk mini yang diperkenalkan Belanda ketika menjajah bumi nusantara.
Sama seperti di Indonesia, di Belanda sana poffertjes juga populer sebagai jajanan pinggir jalan, terutama saat musim panas. Bahkan bahan-bahan dan cara pembuatannya pun relatif sama.
8. Kaasstengels
Kue keju yang satu ini paling sering muncul saat lebaran. Bisa ditebak dari namanya, kaasstengels merupakan kue kering yang dibawa oleh penjajah Belanda pada masa kolonial.
Kaasstengels sendiri berarti ‘stik keju’. Makanan ini merupakan salah satu hapjes (snack) yang cukup populer di Belanda dan bisa dijumpai di toko-toko kue lawas yang menyediakan roti dan panganan ringan bergaya tempo dulu.
9. Sup brenebon
Sup brenebon merupakan sup berbahan kacang merah yang cukup populer di daerah-daerah timur Indonesia. Menurut Jeff Keasberry, pakar kuliner Hindia Belanda, makanan ini diadaptasi dari bruine bonensoep asal Belanda.
Namun jika sup brenebon berkuah bening, bruine bonensoep lebih menyerupai sup kental yang kuahnya dicampur dengan krim,
Itulah beberapa kuliner lokal yang ternyata berakar dari masakan Belanda.
Bika Ambon adalah kue pipih berwarna kuning, yang permukaannya nampak seperti pori-pori kulit manusia, dan bagian bawahnya keras, sisa dari tempaan panas di dasar loyang. Bika Ambon ini biasa tersaji dalam potongan persegi. Saat dimakan, citarasa legit tercampur dengan sensasi kenyal di lidah. Aroma harum pandan menyengat.

Saat mendengar nama kue Bika Ambon, mungkin pertanyaan yang seting terlintas di benak Anda adalah mengapa nama dan asal makanan tersebut berbeda kontras sekali.  Meski menyandang nama Ambon, kue ini tidak berasal dari Ambon, satu propinsi di bagian timur Indonesia, tetapi justru berasal dari ibukota Medan, Sumatera Utara. Bika Ambon di kenal sebagai penganan nusantara sebagai kuliner khas Medan, Sumatera Utara.
Nama Bika sendiri menurut sumber terilhami dari kue khas Melayu yaitu Bika atau Bingka yang kemudian dimodifikasi dengan menambahkan pengembang dari bahan Nira atau tuak Enau agar dan menjadi berbeda dari kue Bika atau Bingka khas Melayu tersebut. Bika Ambon nampaknya mulai beradaptasi mengikuti laju zamannya. Kini, Bika Ambon tidak lagi hanya berwarna kuning, namun berbagai varian warna sudah dapat ditemukan sesuai rasanya. Kini Bika dibuat dalam rasa pandan, namun ada juga yang mengembangkannya dalam varian rasa lain, seperti, durian, keju, cokelat.
Kawasan yang banyak penjual Bika Ambon adalah Kawasan Jalan Majapahit. Kawasan Jalan Majapahit sangat ramai menjual Bika Ambon sejak 1980-an dan menjadi pusat penjualan Bika Ambon di Medan.  Pada 1970-an, Bika Ambon selalu dihidangkan sebagai kudapan menikmati es krim.
Nama Bika Ambon memang unik. Meski ada kata Ambon pada namanya, namun bukan berarti kue Bika Ambon berasal dari ibukota Provinsi Maluku tersebut. Kehadiran Bika Ambon yang berbeda nama dan lokasi asal menuai banyak kontroversi. Bika Ambon yang memang sangat nikmat ini kemudian menjadi sangat populer di Medan dan menjadi fenomenal hingga banyak cerita tentang asal muasal Bika Ambon.
Dalam buku Bunga Angin Portugis di Nusantara, Jejak-jejak Kebudayaan Portugis di Nusantara (2008) karya Paramita R Abdurrahman, disebutkan bahwa salah satu peninggalan Portugis di Maluku adalah tradisi kuliner. Di antara berbagai jenis kuliner yang diperkenalkan kepada penduduk setempat, satu di antaranya adalah bika. Namun tak ada yang bisa menjelaskan bagaimana kue tersebut dibawa atau diperkenalkan oleh orang Ambon ke Medan, atau bagaimana ia bisa bernama Bika Ambon.
Beberapa Cerita Tentang Asal Mula Bika Ambon
Cerita yang pertama mengatakan, Bika Ambon dinamai demikian karena tempat pertama kali dijual dan popularnya Bika Ambon adalah di simpang Jl. Ambon Sei Kera Medan. Kemudian sumber lain mengatakan, nama Bika Ambon berasal dari seorang warga Ambon yang merantau ke Malaysia dengan membawa kue bika. Setelah tahu rasanya enak, orang tersebut tidak kembali ke Ambon lagi, tetapi singgah di Medan. Sehingga sejak empat puluh tahun lalu Bika Ambon jadi sangat terkenal di Medan.

Cerita yang lain lagi mengatakan, bahwa dahulu ada sebuah daerah bernama Amplas yang kemudian dibagi menjadi dua wilayah, barat dan timur sungai. Sebelah barat sungai sering disebut dengan “pabrik” karena terdapat pabrik pengolahan latex, dan sebelah timur sungai sering disebut dengan “kebon” karena terdapat barak atau perumahan buruh dan kebun tembakau serta cacao. Bika Ambon diceritakan diperkenalkan oleh seorang buruh transmigran dari jawa yang membuat kue Bika Ambon dan memasarkannya di Medan. Pada waktu itu, jarak dari Amplas ke Medan ditempuh dalam waktu setidaknya 1 sampai 2 jam dan tempat pemasarannya adalah Kesawan, Perniagaan, Kereta Api, dan sekitarnya. Hasilnya, orang-orang Belanda sangat menyukai rasa kue tersebut. Hal ini kemudian membuat seorang pedagang keturunan Tionghoa berinisiatif untuk membantu memasarkan dan bekerja sama dalam pemasaran Bika Ambon yang dibuat oleh buruh tersebut. Akhirnya kehadiran Bika Ambon tersebut sangat laris dan membuat warga transmigran lainnya juga ikut mengadu untung di bisnis tersebut. Dan nama Bika Ambon sendiri berasal dari Bika “Amplas-Kebon” yang diakronimkan menjadi “BIKA AMBON”.
Cerita selanjutnya, dikatakan bahwa semasa zaman Belanda ketika masih ada di Tanah Deli, seorang Tionghoa melakukan eksperimen dengan sebuah kue. Ia melakukannya di rumahnya, tidak jauh dari kawasan Jalan Majapahit, Medan. Setelah matang, kue tersebut lalu dicobakan pada pembantunya, seorang pria asal Ambon. Pria tersebut sangat menyukai kue itu, hingga memakannya dengan lahap. Itulah menurut cerita ini mengapa dinamakan Bika Ambon.
Cerita yang lainnya menganalisa sejarah penamaan Bika Ambon berdasarkan bahasa. Menurutnya, Ambon bukanlah istilah yang menyatakan nama jalan tempat Bika Ambon ini populer, asal orang yang membawa Bika Ambon ini, atau akronim nama daerah asal Bika Ambon, tetapi istilah tersebut dalam bahasa Medan berarti lembut.
Hingga kini, memang belum ada yang berhasil memastikan sejarah bika ambon. Artinya, masih ada jejak sosiokultur yang belum tersibak pada sepotong kue bika ambon ini. Dan, ini menarik untuk ditelusuri.
Saat ini, selain untuk oleh-oleh khas Medan, Bika Ambon juga sering kali dijadikan untuk sajian Lebaran. Bika Ambon memang sangat pas jika disajikan sebagai suguhan bagi para tamu. Meski untuk membuatnya dibutuhkan waktu yang panjang, hingga selama satu malam atau 12 jam, namun rasanya akan terbayarkan oleh kelegitan dan kenikmatan Bika Ambon. Selain proses mendiamkan adonan yang cukup lama, juga perlu Anda perhatikan dalam pembuatan resep Bika Ambon adalah saat pemanggangannya.
Beberapa toko yang jual bika ambon ini di Medan seperti bika ambon zulaikha, dan beberapa tempat banyak yang menjual dengan harga yang relatif murah. Dengan adanya sajian Bika Ambon Kukus ini sebagai santapan kuliner yang sangat dicari-cari, selain bisa membelinya, namun Anda juga bisa membuat kue bika ambon ini. Berikut CeritaMedan menyajikan resep serta cara bagaimana membuat kue bika ambon yang enak.
Resep Cara Membuat Kue Bika Ambon
Awal proses pemanggangan, buka tutup oven hingga permukaan adonan Bika Ambon mengembang dan berongga-rongga. Setelah itu, tutup pintu oven dan gunakan api atas saja.

Pemilihan bahan juga berpengaruh pada keberhasilan pembuatan Bika Ambon. Agar kue Bika Ambon berminyak dan tidak bantat, gunakan santan kelapa segar dari buah kelapa yang sudah cukup tua. Jangan menggunakan santan kental instan karena kue akan menjadi kering dan bantat.
image
Asal-usul nama “laksa” tidak  begitu jelas. Ada tiga teori :
[1] berasal dari bahasa Hindi = lakhshah, merujuk pada jenis sohun. 
[2] Kata “laksa” berasal dari kata China “sha la” (辣 沙; diucapkan “latsa” dalam bahasa Kantonis), yang berarti “pasir gurih” dikarenakan udang air tawar memberikan tekstur berpasir untuk sausnya.
[3] Teori terkini adalah bahwa nama itu berasal dari kata bahasa Hokkien yang berarti  “kotor” dikarenakan penampilannya.

Tipe-Tipe Laksa
Ada dua tipe laksa yaitu : Laksa Kari dan Laksa Asam.
Laksa Kari adalah laksa yang berkuah santan yang dicampur dengan mie, sedangkan Laksa Asam adalah laksa dengan kuah ikan yang asam dicampur dengan mie. Mie yang tebal dari beras juga dikenal sebagai Laksa Mie sering kali digunakan sebagai campuran dari kuah Laksa, walaupun bihun/mihun juga biasa digunakan sebagai bahan campuran laksa.

Laksa Kari (di berbagai tempat seringkali disebut secara singkat “laksa”) adalah sup yang berkuah dengan bahan dasar santan kelapa. Bahan utama dari berbagai macam versi dari Laksa Kari, termasuk  tahu, potongan daging ikan, udang and kerang. Beberapa pedagang juga menyediakan laksa ayam. Laksa biasanya disajikan dengan satu senidok penuh sambal cabai dan ditaburi ketumbar Vietnam atau kucai, yang di Malaysia biasanya disebut daun kesum.
Di Penang, laksa jenis ini biasanya disebut Mie Kari dibandingkan dengan sebutan Laksa Kari, dikarenakan perbedaan penggunaan dari Mie (mie kunig atau bihune hoon, kebalikan dari mie laksa yang berwarna putih dan tebal). Mie kari – Penang menggunakan darah babi beku, yang dianggap lezat oleh masyarakat keturunan Cina. Dua tempat yang terkenal untuk mencicipi mi kari yang lezat adalah di Lorong Seratus Tahun and Chulia Street.
Istilah “laksa kari” sering digunakan di Kuala Lumpur atau Singapura. Laksa  populer di Indonesia, Singapore dan Malaysia, seperti juga laksa young tau foo, lobster laksa, bahkan  juga Laksa Polos, yang hanya terdiri dari  mie dan saus.

Laksa assam
Laksa Pulau Pinang,juga dikenal sebagai assam laksa
Laksa Johor, berasal dari negara bagian Johor
Laksa Ipoh, berasal Ipoh, Malaysia, mirip Laksa Penang tetapi lebih asam
Laksa Kuala Kangsar
Laksa Perlis
Laksa Kedah
Laksa Kelantan
Laksa lainnya
Laksa Serawak, berasal dari Sarawak di pulau Kalimantan.
Laksa Bogor, berasal dari Bogor dan menggunakan oncom
Laksa Betawi, hampir mirip dengan Laksa Bogor tapi kuah Laksa Betawi memakai udang rebon.
Laksa Palembang, yang berbahan sama seperti burgo, pada lakso bentuknya menyerupai mie. Sama halnya dengan kuah burgo, lakso juga dimakan bersama kuah santan, hanya yang membedakan kuahnya memakai kunyit dan dicampur dengan bumbu lainnya.

image

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makanan Khas Tradisional Indonesia

Bahan Makanan Pengganti Daging